Home » » Perang BADAR Bagian (3)

Perang BADAR Bagian (3)

Bismillahirrohmaanirrohim | By - PRIVAT PRAKTISI TERAPI LISTRIK SURABAYA | Call - 0878 5508 1688

PASUKAN BADAR

"Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir." [Al-Anfal : 7]


Rencana Pasukan MUSLIM

Pada saat itu telah sampai kabar kepada pasukan Muslim mengenai keberangkatan pasukan dari Mekkah. Muhammad segera menggelar rapat dewan peperangan, disebabkan karena masih adanya kesempatan untuk mundur dan di antara para pejuang Muslim banyak yang baru saja masuk Islam (disebut kaum Anshar atau "Penolong", untuk membedakannya dengan kaum Muslim Quraisy), yang sebelumnya hanya berjanji untuk membela Madinah.

Berdasarkan pasal-pasal dalam Piagam Madinah, mereka berhak untuk menolak berperang serta dapat meninggalkan pasukan. Meskipun demikian berdasarkan tradisi Islam (sirah), dinyatakan bahwa... mereka pun berjanji untuk berperang.

Sa'ad bin Ubadah, salah seorang kaum Anshar, bahkan berkata : "Seandainya engkau (Muhammad) membawa kami ke laut itu, kemudian engkau benar-benar mengarunginya, niscaya kami pun akan mengikutimu."

Akan tetapi, kaum Muslim masih berharap dapat terhindar dari suatu pertempuran terbuka, dan terus melanjutkan pergerakannya menuju Badar.

Pada tanggal 15 Maret, kedua pasukan telah berada kira-kira satu hari perjalanan dari Badar. Beberapa pejuang Muslim (menurut beberapa sumber, termasuk Ali bin Abi Thalib) yang telah berkuda di depan barisan utama... berhasil menangkap 2 (dua) orang pembawa persedian air dari pasukan Mekkah di Sumur Badar.

Pasukan Muslim sangat terkejut ketika mendengar para tawanan berkata, bahwa... mereka bukan berasal dari kafilah dagang, melainkan berasal dari pasukan utama Quraisy. Karena menduga bahwa mereka berbohong, para penyelidik memukuli kedua tawanan tersebut sampai mereka berkata bahwa mereka berasal dari kafilah dagang.

Akan tetapi berdasarkan catatan tradisi, Muhammad kemudian menghentikan tindakan tersebut. Beberapa catatan tradisi juga menyatakan bahwa ketika mendengar nama-nama para bangsawan Quraisy yang menyertai pasukan tersebut, beliau (Muhammad) berkata... "Itulah Mekkah. Ia telah melemparkan kepada kalian potongan-potongan hatinya."

Hari berikutnya Muhammad memerintahkan melanjutkan pergerakan pasukan ke Wadi Badar dan tiba di sana sebelum pasukan Quraisy Mekkah.

Sumur Badar terletak di lereng yang landai di bagian Timur suatu lembah yang bernama : "Yalyal". Bagian Barat lembah dipagari oleh sebuah bukit besar bernama : "Aqanqal".

Ketika pasukan Muslim tiba dari arah Timur, Muhammad pertama-tama memilih menempatkan pasukannya pada sumur pertama yang dicapainya. Tetapi, ia kemudian tampaknya berhasil diyakinkan oleh salah seorang pejuangnya... untuk memindahkan pasukan ke arah Barat dan menduduki Sumur yang terdekat dengan posisi pasukan Quraisy.

Muhammad kemudian memerintahkan agar sumur-sumur yang lain ditimbuni, sehingga pasukan Quraisy Mekkah terpaksa harus berperang melawan pasukan Muslim untuk dapat memperoleh satu-satunya sumber air yang tersisa.


"Semua suku Arab akan mendengar bagaimana kita akan maju ke depan dengan segala kemegahan kita, dan mereka akan mengagumi kita untuk selama-lamanya." [ Amr bin Hisyam (Abu Jahal) ]


Rencana Pasukan QURAOISY

Di sisi lain, meskipun tidak banyak yang diketahui mengenai perjalanan pasukan Quraisy sejak saat mereka meninggalkan Mekkah sampai dengan kedatangannya di perbatasan Badar, beberapa hal penting dapat dicatat, adalah... tradisi pada banyak suku Arab untuk membawa istri dan anak-anak mereka untuk memotivasi dan merawat mereka selama pertempuran, tetapi... hal ini tidak dilakukan pasukan Quraisy Mekkah pada perang Badar ini.

Selain itu, kaum Quraisy juga hanya sedikit atau sama sekali tidak menghubungi... suku-suku Badui sekutu mereka yang banyak tersebar di seluruh Hijaz.

Kedua fakta itu memperlihatkan bahwa kaum Quraisy kekurangan waktu untuk mempersiapkan penyerangan tersebut, karena tergesa-gesa untuk melindungi kafilah dagang mereka.

Ketika pasukan Quraisy sampai di Juhfah, sedikit di arah selatan Badar, mereka menerima pesan dari Abu Sufyan bahwa... kafilah dagang telah aman berada di belakang pasukan tersebut, sehingga mereka dapat kembali ke Mekkah.

Pada titik ini, menurut penelitian Karen Armstrong, muncul pertentangan kekuasaan di kalangan pasukan Mekkah. Amr bin Hisyam (Abu Jahal) ingin melanjutkan perjalanan, tetapi... beberapa suku termasuk Bani Zuhrah dan Bani 'Adi, segera kembali ke Mekkah.

Armstrong memperkirakan suku-suku itu khawatir terhadap kekuasaan yang akan diraih oleh Amr bin Hisyam (Abu Jahal), dari penghancuran kaum Muslim.

Sekelompok perwakilan Bani Hasyim yang juga enggan berperang melawan saudara sesukunya, turut pergi bersama kedua suku tersebut.

Di luar beberapa kemunduran itu... Amr bin Hisyam (Abu Jahal) tetap teguh dengan keinginannya untuk bertempur, dan bersesumbar : "Kita tidak akan kembali sampai kita berada di Badar". Pada masa inilah Abu Sufyan dan beberapa orang dari kafilah dagang turut bergabung dengan pasukan utama yang di pimpin oleh Amr bin Hisyam (Abu Jahal).

BERSAMBUNG Ke Bagian ( 4 )


Sumber :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Badar


Hubungi : PRIVAT PRAKTISI TERAPI LISTRIK SURABAYA - Call : 0878 5508 1688
TERAPI LISTRIK SURABAYA